Properti Yang Diprediksi Banyak Diminati Tahun 2021 : Industri properti diprediksi akan tumbuh pada tahun 2021. Hal tersebut di dorong oleh sentimen positif seperti datangnya vaksin Covid-19 yang akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi di tahun ini.
CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, sektor properti akan mengalami pemulihan mulai semester kedua mendatang.
Kondisi saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membeli bagi end user maupun investor. Pasalnya, apabila pemerintah sudah melakukan vaksinasi dan pandemi usai, harga di industri properti akan menanjak.
“Pandemi masih memengaruhi, khususnya di Bali, Bandung, Jakarta, Surabaya. Tetapi Secara fundamental bagus. Akhir 2021 baru mulai properti bergerak. Tahun 2022 mulai naik, properti mulai kencang. Pandemi usai, titik properti naik. Harga akan naik luar biasa.
Properti Yang Diprediksi rumah tipe landed house yang masih akan banyak diminati di 2021. Sementara sektor properti yang paling cepat mengalami recovery yakni untuk perumahan terutama untuk harga Rp 500 juta dan Rp 1 miliar. Segmen rumah inilah yang nantinya menjadi penggerak untuk pemulihan.
Pihaknya optimistis kondisi properti akan membaik seiring dengan adanya vaksin Covid-19. Oleh karena itu, Ia menekankan agar para end user dan investor untuk membeli properti saat kondisi seperti ini, bukan menunggu kondisi pulih dan harga yang naik.
Hunian dengan segmen harga Rp500 juta hingga Rp2 miliar diproyeksikan banyak diminati pembeli properti pada tahun ini. Country Manager 99 Group Indonesia Maria Herawati Manik mengatakan pada survei yang dilakukan pada tahun lalu, pada Januari–Juni rumah dengan segmen harga kurang dari Rp500 juta ini paling diminati dengan cakupan 51,8 persen dari responden, diikuti rumah dengan segmen Rp500 juta hingga Rp1 miliar 15,3 persen, dan segmen Rp1 miliar hingga Rp2 miliar mencakup 12,1 persen.
Pada Juli–Desember 2020, rumah dengan segmen harga kurang dari Rp500 juta ini paling diminati dengan cakupan 48,1 persen, diikuti rumah Rp500 juta hingga Rp1 miliar 16 persen, dan segmen Rp1 miliar hingga Rp2 miliar 14 persen.
“Jadi bila dilihat demand, ada kenaikan permintaan secara harga properti, paling tinggi 2 persen. 6 bulan pertama, market masih struggle, tapi seiring dengan waktu dengan adanya pelonggaran PSBB [Pembatasan Sosial Berskala Besar], sudah mulai rileks ke harga yang lebih tinggi di harga Rp1 miliar hingga Rp2 miliar. Tapi mayoritas di bawah Rp1 miliar,” ujarnya dalam webinar pada Rabu (24/2/2021).
Maria menuturkan masyarakat lebih berminat rumah tapak dengan memiliki tiga kamar tidur dibandingkan dengan apartemen. Dia memproyeksikan di tahun ini hunian dengan segmen harga Rp500 juta hingga Rp2 miliar diproyeksikan banyak diminati pembeli.
Ketua Umum DPP Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong mengatakan tren properti pada 2021 lebih ke arah rumah tapak dibandingkan dengan apartemen. Adapun untuk apartemen akan lebih diminati apartemen yang sudah terbangun. “Minat apartemen yang ready ini dikarenakan pada tahun lalu banyak developer yang membatalkan pembangunannya, dan ada juga yang mengangkat bendera putih meskipun uang sudah masuk. Ini memang membuat trust masyarakat berkurang kecuali unit sudah ready,” tuturnya.
Rumah tapak yang diminati memiliki segmen harga Rp500 juta hingga Rp1 miliar. Lalu rumah yang dminati berada dengan akses transportasi. “Yang paling diminati tahun ini rumah dengan harga Rp700 juta,” ucapnya.
Agen East2West Property sekaligus anggota Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (Arebi) Jessica Leonard mengungkapkan, jika dilihat secara tahunan (YoY) dari tahun 2019 ke tahun 2020 ada penurunan baik dari harga, permintaan maupun suplai. Namun, di kuartal IV 2020 lebih baik daripada kuartal sebelum-sebelumnya.
Jessica menyebut, situasi akan kembali stabil pada 2021 mendatang. Menurutnya, rumah tetap akan menjadi kebutuhan primer. Selain itu produk komersial seperti ruko dan single dedicated office masih banyak diminati di tahun ini.
“Hunian super mewah di cluster high end juga merupakan yang saat ini masih diminati terutama di area kota mandiri yang sudah maju seperti di BSD CITY. Ruko-ruko tematik dengan konsep-konsep kekinian sedang naik daun. Masih banyak investor yang mau masuk ke tipe ini untuk investasi maupun untuk masa depan anak-anak mereka,” ungkap Jessica.
Selain itu, kendati secondary ada koreksi tetapi masih banyak diminati terutama para end user dan investor yang jeli mencari peluang properti yang sedang koreksi harga.
Sementara, tantangan dan strategi pada sektor properti di 2021 mendatang adalah berkreasi dengan produk inovatif dan meringankan cara bayar di masa pandemi ini, baik bagi end-user ataupun investor.
Sebab, menurut Jessica, faktor itu masih menjadi pertimbangan utama bagi pembeli dalam memilih properti. Hal ini telah dilakukan oleh beberapa developer dengan menciptakan produk unik dan menarik.
Ada yang dengan ukuran sangat besar dan harga dramatis, ada pula yang menghadirkan ukuran minimalis compact dengan pelengkap furniture di dalamnya jadi membuat simple pengguna.
Cara bayar cicil uang muka membuat pembeli menjadi lebih ringan merogoh kocek sehingga dapat mengatur cashflow mereka juga.
Wakil Direktur Utama PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) Jeffri Tanudjaja mengungkapkan, sektor perumahan dan apartemen masih akan prospektif di 2021.
Terlebih dengan penurunan suku bunga bank, maka ini akan mempermudah developer untuk memperoleh pinjaman untuk mengembangkan proyek-proyek baru.
“Juga bagi calon pembeli apartemen tentunya ini akan membantu mereka untuk kemampuan mencicilnya (apabila mereka memakai fasilitas KPR/KPA),” katanya.
Ia juga berharap dengan ditemukannya vaksin, dan akan dilaksanakan vaksinasi tentunya harapan di 2021 kondisi ekonomi secara umum akan membaik, termasuk di industri properti.
Untuk rencana proyek MKPI di 2021, pihaknya akan tetap menyelesaikan pembangunan Pondok Indah Mall 3 dan Pondok Indah Office Tower 5, yang akan pihaknya buka untuk umum mulai April 2021. “Juga pembangunan Pondok Indah Town House tetap dilanjutkan,” tambahnya.
Hal yang sama diungkapkan, Direktur PT Ciputra Development Tbk Harun Hajadi mengatakan, sektor properti perumahan masih akan prospektif di tahun ini. Hal itu sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik.
“Perumahan masih akan prospektif tahun ini, karena proyeksi pertumbuhan ekonominya bagus. Selama pertumbuhan ekonomi bagus, properti akan ketarik,” katanya.
Saat ini kondisi sektor properti mulai kembali bergairah didorong oleh pembeli dengan tujuan investasi yang kembali masuk untuk membeli properti. Menurut Harun, pada awal pandemi, investor market menghilang dari pasar dan yang membeli properti merupakan end user.
“Sekarang investor sudah kembali masuk dan cukup besar. Pembeli properti dengan tujuan investasi itu kembali ke pasar properti setelah melihat imbal hasil dari produk investasi keuangan sudah lebih terbatas,” ungkap Harun.
Untuk prospek properti di tahun 2021 Harun menyebut, sangat tergantung dengan kemungkinan berakhirnya pandemi
mestinya lebih cepat akan lebih baik.
“Jadi tantangan terbesarnya adalah seberapa cepat vaksinasi dapat mengatasi pandemi dan peluang yang ada adalah banyaknya demand yang tertunda selama ini. Dengan kondisi harga yang relatif stabil di beberapa tahun terakhir sehingga akan lebih cepat recovery,” jelas Harun.
Pihaknya akan mengoptimalkan proyek-proyek yang saat ini cukup banyak dan tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Di 2021 diperkirakan harga akan tetap stabil karena banyak pelaku usaha akan berkonsentrasi pada peningkatan volume daripada harga.