240 Ribu Orang AS Ajukan: Jumlah pengangguran di Amerika Serikat yang mengajukan tunjangan melonjak hingga 240 ribu orang pada pekan lalu. Departemen Tenaga Kerja AS menyatakan angka tersebut adalah capaian dari penghitungan mingguan pada 19 November kemarin. Angka tersebut melonjak tajam sebanyak 17 ribu dari pekan sebelumnya yang mencapai 222 ribu orang.
240 Ribu Orang AS Ajukan Tunjangan Pengangguran
Dalam dua pekan berturut-turut, jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat 1,55 juta pada 12 November. Jumlah klaim tunjangan pengangguran ini meroket tajam akibat pasar tenaga kerja yang sangat ketat. Bahkan kondisi ini di perparah usai masa lockdown pandemi berakhir. Kondisi itu semakin parah lantaran perusahaan besar di bidang teknologi juga mulai melakukan PHK massal. Meski demikian, PHK massal itu belum tercermin dalam klaim tunjangan pengangguran minggu lalu.
Kepala ekonom Raymond James Eugenio Aleman menilai banyak pekerja yang di-PHK ditanggung oleh pembayaran pesangon. Aleman mengatakan dia sedang mencari tanda-tanda peningkatan pengangguran dari industri lain. Sebab, industri lain kebanyakan tidak memiliki pesangon ketika di-PHK. Tunjangan pengangguran awal mingguan di bawah 215 ribu tahun ini. Sementara 240 ribu klaim untuk minggu lalu merupakan peningkatan dari rata-rata itu.
“PHK sangat buruk bagi mereka yang kehilangan pekerjaan, tetapi itu berarti pasar kerja mendingin, yang sangat penting untuk menurunkan inflasi dan mencegah kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh Federal Reserve. Memperkirakan akan melihat lebih banyak PHK di 2023. Pasalnya, perusahaan besar di tiap sektor mulai mengurangi gaji para pegawainya.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tingkat pengangguran bulan Oktober naik menjadi 3,7% dari bulan sebelumnya 3,5%. Kemudian inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) di laporkan tumbuh 7,7% year-on-year (yoy). Pertumbuhan tersebut jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya 8,2% (yoy). Inflasi tersebut sudah mulai menurun sejak Juli lalu, semakin menjauhi rekor tertinggi 40 tahun di 9% yang di capai pada Juni lalu.
CPI inti di laporkan tumbuh 6,3% (yoy), turun dari Oktober 6,5% (yoy).
Pasca rilis tersebut, pelaku pasar melihat The Fed akan mengendurkan laju kenaikan suku bunganya pada bulan depan. Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitas suku bunga naik 50 basis poin menjadi 4,25% – 4,5% pada Desember kini sebesar 75%, naik jauh dari hari sebelum pengumuman data inflasi sebesar 56%.